SUMBAWA, gema-news.com – Pemerintah Kabupaten Sumbawa, mengaku masih kekurangan tenaga kesehatan (Nakes) khususnya tenaga dokter di seluruh Puskesmas. Kondisi ini mengakibatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat belum bisa maksimal.

“Saat ini jumlah tenaga dokter kita di Puskesmas baru 58 orang yang terdiri dari tenaga PNS, PPPK, kontrak, dan dokter nusantara sehat yang merupakan perbantuan dari Pemerintah pusat,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Sumbawa, H. Syarif Hidayat, kepada wartawan, Kamis, 6 November 2025.

Syarif melanjutkan, berdasarkan panduan dari BPJS Kesehatan untuk satu dokter minimal melayani 5.000 penduduk. Tentu standar tersebut dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mencapai 536, 6 ribu jiwa. Maka minimal satu Puskesmas miliki dua dokter.

“Memang untuk rasionya masih sangat kurang untuk tenaga dokter di Puskesmas. Dimana satu dokter di Puskesmas terpaksa harus melayani satu kecamatan yang sesungguhnya minimal harus dua,” ucapnya.

Pemerintah pun saat ini tengah melakukan pemetaan terhadap tenaga dokter tersebut. Hal ini dilakukan jangan sampai beberapa tahun kedepan masih ada satu dokter yang harus melayani satu kecamatan, sehingga pelayanan yang diberikan tidak maksimal.

“Dokter juga memiliki kebutuhan lain sehingga harus ada pengganti di masing-masing Puskesmas. Kami juga masih melakukan pemetaan untuk memastikan pelayanan tidak terganggu,” ujarnya.

Berdasarkan data, saat ini Sumbawa membutuhkan sekitar 107 orang dokter jika mengacu ke rasio BPJS kesehatan. Sementara jika menggunakan standar WHO satu orang dokter melayani 1.000 penduduk maka kebutuhan sekitar 500 orang dan itu masih sangat jauh dari yang tersedia saat ini.

“Kemarin dan hari ini kami sudah mengundang beberapa OPD terkait membahas tarkait kekurangan tenaga dokter dan menyusun strategi supaya dokter umum yang baru lulus mau dan berminat datang ke Sumbawa untuk bertugas,” ungkapnya.

Saat ini pemerintah juga sudah membuka untuk program Pemberian beasiswa bagi masyarakat Sumbawa di Fakultas Kedokteran Unram. Hal itu sebagai wujud komitmen pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan terutama di daerah terpencil.

“Mahasiswa kedokteran ini ketika lulus menjadi dokter ini nantinya akan kita tempatkan di wilayah yang sulit, dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sekaligus memenuhi kuota dokter yang kita butuhkan,” tandasnya. (GM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini