Sumbawa Besar, gema-news.com – Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Dr Budi Prasetyo M.AP membuka secara resmi rumah makan gratis disabilitas, Kamis (01/08/2024) malam di Desa Nijang, Kecamatan Unter Iwes.
Diketahui, rumah makan gratis ini merupakan inisiasi dari Lembaga Peduli Penyandang Disabilitas Pulau Sumbawa (LPPD PS).
Acara berlangsung hikmat dengan berbagai hiburan dan atraksi seni dari penyandang disabilitas. Turut hadir dalam kegiatan ini Kapolsek Sumbawa, Danramil Sumbawa, Rektor Stikes Sumbawa, GP Anshor Sumbawa, Gerkatin dan seluruh lembaga penyandang disabilitas lainnya, Kepala Desa Nijang, masyarakat setempat dan anggota LPPD PS.
Sekda Sumbawa, Budi Prasetyo dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada pengurus LPPD PS atas kinerjanya selama ini. Menurutnya, ini sebuah titik point dari keberadaan lembaga Peduli Penyandang Disabilitas Pulau Sumbawa.
“Kita substansinya pada kebersamaan dan berbagi. Bahwa disabilitas tidak sendiri itu menjadi titik tekan. Adanya Rumah makan gratis ini diinisiasi LPPD PS memberikan keyakinan kita bersama untuk bisa berbagi dengan sesama,” katanya.
Hal ini memberikan pengaruh yang besar bagaimana kebersamaan bisa menjadi pilihan. “Bagaimana kita memandang disabilitas dan membantu mereka. Karena kedepan masih banyak disabilitas yang butuh perhatian kita bersama,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Dr. Budi memberikan dukungan penuh bagi penyandang disabilitas dan bersiap menjadi donatur tetap rumah makan gratis. “LPPD PS ini saya mengenal ketunya dokter Nuzul cukup lama. Kerja sosial beliau cukup bagus. Hari ini saya tegaskan. Posisi saya bisa digunakan untuk koordinasi dengan baik lintas sektor,” kata Budi.
Ia menyampaikan permohonan maaf Bupati Sumbawa berhalangan hadir, dan beliau menitip salam.
“Bupati tetap akan support. Rumah makan gratis ini saya akan jadi donatur tetap. Kita akan tetap dukung. Kondisi disabilitas laporan akan dibahas lebih dalam. Saya minta teman-teman LPPD PS aktif komunikasi, karena ada banyak pihak kita akan integrasi, saya yakin LPPD PS akan menjadi yang terbaik,” tegas Budi.
Sementara, Ketua Lembaga Peduli Penyandang Disabilitas Pulau Sumbawa (LPPD PS), dr Nuzul Dio Ika Prasatio mengatakan rumah makan gratis ini dihajatkan bagi para penyandang disabilitas di Pulau Sumbawa.
“Rumah ini sering dijadikan tempat berkumpul dan makan bersama bagi disabilitas. Semoga bisa terus digunakan sebagai rumah bersama yang bermanfaat bagi semua orang,” kata Nuzul.
Namun keberadaan rumah makan gratis ini juga bisa dinikmati oleh masyarakat Sumbawa pada umumnya yang membutuhkan terutama kaum duafa dan fakir miskin.
“Kami buka rumah makan gratis pada Kamis, Sabtu dan Minggu. Alhamdulillah hari ini kami memberikan 42 porsi makanan gratis. Semoga kedepan bisa bertambah,” kata Nuzul.
Ia menyebutkan dukungan dari pemerintah daerah selama ini masih sangat minim. Oleh karena itu, ia meminta kepada Sekda untuk mendukung kegiatan dari lembaga penyandang disabilitas.
“Dulu sebelum pak Budi jadi Sekda kami jarang diperhatikan, padahal lembaga kami langsung dilantik oleh bapak Gubernur NTB pada 2022,” ucapnya.
Meski baru berusia dua tahun, sudah banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Saat ini, ada sekitar 2000 pemilih disabilitas yang sudah terdata oleh KPU dan Bawaslu Sumbawa pada pemilihan kepala daerah 2024. Sementara data Dinas Sosial bahwa disabilitas terlantar ada sekitar 4.000 orang di Kabupaten Sumbawa.
Namun untuk data keseluruhan dari usia yang masih anak-anak hingga lansia jumlahnya juga masih akan tetap bertambah karena pendataan menyeluruh masih terus dilakukan.
Ia juga tetap memantau perkembangan terutama pendataan di desa-desa untuk mengetahui jumlah pasti penyandang disabilitas yang ada di Kabupaten Sumbawa dan melakukan klasifikasi usia serta apa kebutuhannya.
“Kemarin saya mengunjungi anak hidrosefalus dan perempuan disabilitas ganda netra, rungu, wicara, intelektual serta fisik. Namun ia dipasung oleh orangtuanya saat mereka pergi bekerja karena ditakutkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” berangkat dari kisah tersebut sambung Nuzul bahwa masih banyak stigma pada anak dengan disabilitas yang membuat mereka menjadi korban berkali-kali.
Tentu kedepan, dukungan dari semua pihak dibutuhkan, terutama orangtua anak dengan kebutuhan khusus.
“Masih banyak teman disabilitas kita di Desa yang belum mendapatkan sentuhan bantuan dari pemerintah. Miris juga saat Covid 19 sanga berdampak karena profesi disabilitas sebagai tukang pijat. Keuangan mereka drof. Tidak tahu cara mencari uang. Ini menjadi catatan bagi pemda, kami minta pak Sekda bantu kami buka mata para pejabat di Pemda. Kami juga terus mendukung agar anak disabilitas bisa dapat beasiswa hingga bangku kuliah,” jelasnya.
Selanjutnya, ada juga disabilitas yang terdampak bencana banjir yang masih sangat membutuhkan bantuan pemerintah daerah.
“Mari berdonasi untuk rumah makan gratis Lembaga Peduli Penyandang Disabilitas Pulau Sumbawa insyaAllah amal ibadah kita akan dibalas oleh Allah SWT,” harapnya. (GM)