Beranda Pemerintahan

Cegah Stunting, Dinas P2KBP3A Sumbawa Sasar Ibu Hamil dan Balita di Brang Kolong

0

Sumbawa Besar, Gema-news.com – Pencegahan stunting menjadi tanggung jawab bersama. Karena itu Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) melalui Program Merdeka (Promer) menjalin kerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Sumbawa menggelar sosialisasi pencegahan stunting di Desa Brang Kolong Kecamatan Plampang, belum lama ini.

Kegiatan itu dihadiri Kades dan Ketua PKK Brang Kolong, Warek III UTS Direktur Pengabdian, Dosen THP UTS sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), mahasiswa dan warga setempat. Sosialisasi yang salah satu materinya disampaikan Sahri Yanti, Ph.D ini, adalah ibu-ibu yang memiliki balita

Peserta sosialisasi sangat antusias mengikutinya. Setelah pemaparan materi, dilanjutkan dengan demo memasak. Menu yang disajikan berasal dari bahan–bahan bergizi seperti susu, buncis, wortel dan kol. Bahan–bahan tersebut diolah menjadi makaroni cheese dan bakwan sayur. Para mahasiswa, panitia dan peserta terlihat begitu semangat menjadi panelis. Anak– anak pun sangat lahap menyantap hidangan. Acara demo masak ini dipandu Mila Hidayatullah dan Tim.

Untuk diketahui, stunting menjadi masalah yang serius, dan tersirat dalam program SDGs (Sustainable Development Goals). Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan merupakan visi hingga tahun 2030.

Indonesia tercatat memiliki angka stunting sebesar 30.8% tahun 2018. Persentase stunting semakin berkurang menjadi 21.6% tahun 2022 (Indonesiabaik.id). Menurut WHO, prevalensi stunting diatas 20%, dikategorikan sebagai kronis.

Stunting di Indonesia masih tergolong kronis. Indonesia menargetkan penurunan hingga 17.8% tahun 2023. Stunting baru nampak setelah anak berusia di atas 2 tahun. Grafik tertinggi berada pada rentang 24 – 36 bulan (data survei status gizi Indonesia, 2022).

NTB pernah berada di posisi 33.49% tahun 2018, dan hingga Februari 2023 angkanya turun menjadi 14.76 % (Kompas, 2023). Meskipun angka tersebut turun, namun perlu diwaspadai sebab anak rentan terhadap masalah gizi. (GM)

Artikulli paraprakBupati Ajak Guru Bangun Pendidikan di Sumbawa
Artikulli tjetërRancangan APBD Sumbawa 2024 Surplus Rp 26,39 Miliar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini