Sumbawa Besar, gema-news.com – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 kini telah memasuki tahapan Rapat Pleno Rekapitulasi Perolehan Suara di tinkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Namun terdapat beberapa TPS di NTB termasuk di Dapil Pulau Sumbawa yang terpaksa dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU).
Menariknya, PSU di Pulau Sumbawa ini seakan menjadi arena perang terbuka antara Partai Amanat Nasional (PAN), Nasional Demokrat (NASDEM) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lantaran tipisnya selisih perolehan suara ketiga partai tersebut.
Khusus Pulau Sumbawa, terdapat 6 TPS di Kabupaten Sumbawa, Dompu 1, Kabupaten Bima 34 dan Kota Bima 1 TPS. Dari 42 TPS tersebut, terdapat 26 TPS yang melakuan PSU terhadap surat suara DPRRI, 1 di Sumbawa (TPS 4 Desa Kerato Kecamatan Unter Iwis), 1 di Dompu (TPS 14 Desa Pekat Kecamatan Pekat) dan 25 di Kabupaten Bima.
Menurut Ketua KPU Sumbawa, Syamsi Hidayat, Kamis, dari 6 TPS yang dilakukan PSU, hanya satu yang mengulang pemilihan untuk surat suara DPRRI. PSU ini akan digelar pada Sabtu 24 Februari 2024. Jumlah hak pilih terdaftar di TPS 4 Kerato sebanyak 248 pemilih.
Saat ini, katanya, pihaknya masih menunggu selesainya rapat pleno di tingkat PPK. “Dari 24 Kecamatan baru empat yang tuntas,” terangnya. Sisanya masih berlanjut. Jadwalnya sampai 26 Februari.
Sementara itu, untuk PSU di TPS 14 Desa Pekat Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu, telah digelar pada 19 Februari lalu. Menurut Sekretaris KPU Dompu, Lahmuddin Judas, hasilnya, dari DPT 223 pemilih, hanya 190 yang datang ke TPS namun hanya 180 suara sah.
“108 suara untuk PAN atas nama DR Haji Muhammad Syafruddin,” sebutnya. Sisanya 82 suara terbagi untuk PKB-Hj Mahdalena, NasDem-Mori Hanafie, PKS Jainul Gibran dan H Johan Rosihan (HJR), Gelora-Fahri Hamzah dan PDI-P.
Sedangkan PSU di Kabupaten Bima, terdapat 34 TPS yang akan digelar PSU, 26 Diantaranya PSU untuk surat suara DPRRI.
Berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bima, Nomor 705 Tahun 2024 tentang Penetapan Pelaksanaan PSU pasca Kerusahan di Kecamatan Parado Kabupaten Bima, PSU digelar di 6 Desa meliputi Kanca, Kuta, Lere, Parado Rato dan Desa Parado Wane.
TPS yang menggelar PSU DPRRI meliputi 2 TPS di Desa Kuta (TPS 4 dan 5), semua TPS (ada 3) di Lere, 9 dari 11 TPS di Parado Rato (kecuali TPS 5 dan 6), serta 11 TPS di Parado Wane.
“Total ada 25 TPS untuk DPRRI–dari 34 TPS,” terang Ketua KPU Bima, Adi Supriadin, Kamis, sembari menyebut bahwa pelaksanaan PSU pada 24 Februari esok.
Jumlah surat suara yang disiapkan adalah sebanyak 5.094 lembar–sudah termasuk surat suara tambahan sebanyak 2 persen. Jumlah pemilih terdaftar adalah sebanyak 4.992 orang.
/// Sangat Ketat
Sementara itu pula, perolehan sementara tiga partai (PKS, NASDEM dan PAN) berada jauh di bawah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan caleg fenomenalnya Hj Mahdalena yang meraup suara di atas 170.112 (versi data internal PKB).
Namun untuk tiga partai (PKS, NASDEM dan PAN) raihan suaranya terpaut tipis berdasarkan tabulasi sementara real count KPU RI (data 3.035 TPS yang sudah terinput–dari 4.713 TPS se Pulau Sumbawa), di mana Nasdem dan PKS meraih 11% suara (52.430 dan 52.222 suara) dan PAN 10,85% atau 51.241 suara.
Demikian pula berdasarkan data yang diolah berdasarkan kompilasi data-data internal beberapa partai berdasarkan dokumen C1 Hasil, selisih suara ketiga partai ini juga tidak signifikan. PKS dengan Caleg Utama Haji Johan Rosihan mengantongi 83.081 suara, Nasdem dengan caleg urutan 1 Mori Hanafie sebanyak 81.476 suara dan PAN dengan caleg terkenalmya Haji Muhammad Syafruddin (HMS) sebanyak 79.600 suara.
Selisih HJR dengan Mori adalah 1.605 suara, Mori dengan HMS 1.876 suara. Sedangkan HJR dengan HMS sebanyak 3.481 suara.
Sebaran suara ketiga caleg utama tersebut agak berbeda. Untuk HMS hampir seluruh TPS terisi sehingga menjadi Caleg dengan Perolehan suara pribadi tertinggi kedua setelah Hj Mahdalena. Sayangnya dua caleg di bawahnya–Andi Mapperumah dan Hj Rodiyah–kurang suara.
Mori Hanafi, sedikit berada di bawah suara pribadi HMS. Kendati demikian, Mori terdongkrak dengan suara mantan Bupati Sumbawa Jamaluddin Malik dan Ikka Rizky Veryani.
Sedangkan HJR juga hampir merata di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat dengan dukungan suara besar pula dari Celeg urut 2 Jainul Gibran dan Evi Susanti di wilayah Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima.
Alhasil, dari potensi 5.000 suara di 26 TPS PSU tersebut ketiga caleg ini akan saling sikat dan saling sikut untuk meraih suara yang lebih banyak lagi. Haji Johan sedikitnya butuh 1,500-an suara untuk keluar dari degradasi 3 besar peraih kursi Dapil NTB 1 (Pulau Sumbawa). Sedangkan Mori Hanafi butuh 2000-an lebih suara. Sedangkan HMS harus bekerja sangat berat karena harus mengumpulkan minimal 2.500 suara untuk duduk di posisi aman.
Analisa perhitungan ini, belum masuk upaya tiga Caleg PDI-P dan Partai Gelora untuk ikut berebut suara demi gengsi partai. Apalagi, ada instruksi PDIP tentang sanki bagi pengurus DPC terkait keharusan memperoleh suara yang linier dengan perolehan suara Presiden-Wapres (Ganjar-Mahfud). Demikian pula Gelora yang mendorong kader utamanya H Fahri Hamzah untuk masuk ke dalam jajaran Kabinet Prabowo-Gibran.(**)