Sumbawa Besar, Gema-news.com – Asisten Administrasi Umum Kabupaten Sumbawa membuka Kongres Bahasa Sumbawa 2023 yang akan berlangsung selama 2 hari. Kegiatan ini dilaksanakan di Istana Dalam Loka, Sumbawa pada Rabu, (29/11/2023).
Hadir juga pada Kegiatan ini Sultan Sumbawa Muhammad Kaharuddin IV yang mengikuti secara daring melalui “Zoom”, Sekretaris Lembaga Adat Tana Samawa, Pariwa Adat dan Pajatu Adat Lembaga Adat Tana Samawa dan Kamutar Telu, OPD terkait, serta Forum Lintas Etnis Sumbawa dan Sumbawa Barat.
Bupati Sumbawa melalui Asisten Administrasi Umum Kabupaten Sumbawa, Ir. Dirmawan dalam sambutannya menyampaikan, basa samawa memiliki tantangan besar dalam pelestariannya di tengah gempuran dan godaan budaya asing yang masuk melalui kemajuan teknologi. Sehingga menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk menjaga, meneguhkan dan memperkuat basa samawa agar tidak hilang.
Pada kesempatan ini sambung Asisten III, tau samawa harus dapat segera menyepakati standarisasi serta pengoptimalan bahasa sumbawa penting agar kelak dapat diajarkan kepada generasi saat ini dan yang akan datang. Adanya variasi dialek selayaknya disikapi sebagai pemerkaya basa samawa dan bukan sebagai pembeda. Pemerintah daerah melalui perangkat daerah akan berperan sebagai facilitator agar pemajuan kebudayaan melalui pelestarian bahasa daerah dapat berjalan.
“Anugerah kebudayaan indonesia 2023 merupakan bukti upaya pemajuan kebudayaan yang dilakukan pemerintah kabupaten sumbawa telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah pusat. Ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Lembaga Adat Tana Samawa Ikraman, S.Pt., menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk basa samawa menjaga keberlangsungan bahasa sumbawa. Bahasa merupakan suatu karya yang tertinggi suatu bangsa. Dalam basa samawa masih banyak kata-kata yang pengertian masih belum disepakati serta kata-kata yang memiliki penulisan yang sama maka dari itu penting kongress ini untuk dapat mengsepakati penulisan serta pengertian dari kata-kata yang ada dalam basa samawa. Perlu adanya kamus besar bahasa sumbawa yang menggunakan basa samawa itu sendiri yang bertujuan agar pengertian dari kata-kata yang ada dalam basa samawa agar dapat dipahami arah, tujuan, dan filosofinya dalam basa samawa itu sendiri.
“Dalam kongress ini perlu adanya kesepakatan tentang dialek yang ada dalam basa samawa. Selain itu, perlu standarisasi basa samawa terutama dalam seni sastra terkait adanya puisi bahasa sumbawa serta bagaimana cara mengadopsi kosakata baru agar basa samawa dapat terus berkembang,” ujarnya.
Sejalan dengan apa yang disampaikan Sekretaris LATS, Sultan Sumbawa Muhammad Kaharuddin IV menyampaikan Basa basa samawa sendiri tidak bisa dipisah dari adat sumbawa itu sendiri. dalam adat sumbawa ada sebuah istilah yang berbunyi “taket ko nene kangila boat lenge” istilah ini sangat penting dipegang dalam adat sumbawa yang bertujuan menjadi pedoman hidup bukan cuma untuk tau samawa tetapi juga untuk seluruh umat manusia untuk menghadapi perubahan dunia di masa sekarang da yang akan datang.
“Basa samawa harus dapat mengadopsi kosakata baru untuk dapat memperkaya basa samawa,” terangnya. (GM)