Sumbawa Besar, Gema-news.com – Wakil Bupati Sumbawa, Hj. Dewi Noviany, S.Pd., M.Pd., membuka Rapat Pertemuan aksi, dalam rangka Reviu Kinerja Tahunan Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sumbawa tahun 2024, di Ruang Rapat Hasan Usman Lantai I Kantor Bupati Sumbawa, Kamis (01/02/2024).
Disampaikan, Pemerintah Provinsi NTB menetapkan Kabupaten Sumbawa sebagai peraih peringkat terbaik pada penilaian pelaksanaan aksi konvergensi penurunan stunting di seluruh kabupaten/kota yang ada di NTB, dengan nilai tertinggi 107,24. Angka stunting di Kabupaten Sumbawa di tahun 2023, meski mengalami sedikit penurunan secara jumlah dibanding tahun 2022, tetapi secara persentase angkanya masih tetap berada pada 8,11%.
Untuk itu, Wabup mengajak semua perangkat daerah TPPS, NGO, perguruan tinggi, kecamatan, desa, kelurahan dan lain-lain agar bersinergi gotong royong dalam penanganan stunting dengan menentukan jumlah kasus absolut stunting yang akan diintervensi dan ditangani selama tahun 2024 secara swadaya gotong royong di seluruh lokus desa tahun 2024 maupun 157 desa/kelurahan secara keseluruhan.
selain itu, sebagai bagian dari langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan, TPPS Kabupaten Sumbawa mesti memperkuat kerjasama lintas sektor, mengoptimalkan program edukasi dan sosialisasi guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya nutrisi, kesehatan ibu dan anak, serta praktik pemberian ASI eksklusif, hingga melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas program dan mengidentifikasi potensi perbaikan.
“Mari kita terapkan pola Hidup Sehat” ujar Wabup.
percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sumbawa juga perlu dilakukan melalui berbagai upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas. Oleh karena itu, Wabup berharap agar perangkat daerah, kecamatan, desa, kelurahan, perguruan tinggi, ngo, lembaga profesi lebih semangat dalam melakukan penanganan stunting baik melalui intervensi spesifik maupun sensitif sehingga sasaran baduta balita stunting maupun keluarga beresiko stunting dapat kita minimalkan. (GM)